Mengatasi Perundungan Bersama

   Bel istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu, para siswa/i tengah sibuk dengan aktivitas masing-masing. Ada yang makan, mengobrol, membaca buku, bermain game online, dan lain sebagainya. 

   Begitu pun dengan Feni, siswa yang rajin dan gemar membaca buku, duduk di meja belakang sambil mengerjakan tugas. Di sebelahnya, Indira, siswa yang selalu berpenampilan mencolok dengan make-up yang tebal, sibuk mengambil foto selfie lewat handphone-nya.

   Di tengah kesibukan mereka, datanglah Tania dan Sabrina dan secara sengaja meletakkan buku tulis mereka di atas buku Feni dengan kasar. “Hei Feni,” kata Tania dengan nada mengejek. “Kami ingin kamu menyelesaikan tugas kami berdua.” Feni terkejut dan ketakutan. “Tapi saya masih harus menyelesaikan tugas saya sendiri terlebih dahulu,” jawabnya dengan suara gemetar.

   Tania dan Sabrina tidak terima mendengar hal tersebut. Mereka ingin tugas mereka yang lebih dulu diselesaikan. “Kami tidak peduli!” seru Sabrina. “Kamu harus menyelesaikan tugas kami sekarang juga!”

   Percekcokan terjadi ketika Indira angkat bicara untuk membela temannya, Feni. “Hei, berhenti merundung Feni!” serunya. Niat baiknya malah membuatnya ikut dirundung oleh kedua siswi tersebut.

   Perhatian Erina, yang tadinya tengah asyik mengobrol dengan Adnan, Manda, dan Abian, teralihkan lalu ia mulai mendekati Sabrina, Tania, Indira, dan Feni. Namun, alih-alih melerai perkelahian tersebut, Erina malah melontarkan kata-kata kasar karena ia sahabat Tania dan Sabrina.

   “Dasar kutu buku! kamu harus mengikuti perintah kami dan jangan membantah lagi!” seru Erina kepada Feni sambil menunjuk-nunjuk wajahnya.  Lalu ia menoleh ke Indira dan mengejek penampilannya sambil menarik rambutnya. “Dan kamu! Kamu hanya bisa bergaya dengan make-up tebalmu itu!”

   Di tengah kericuhan tersebut, Abian mengeluarkan ponselnya dan merekam kejadian untuk dibagikan di media sosial. Adnan juga tak ingin menyia-nyiakan momen tersebut; ia membuat suasana menjadi semakin buruk dengan bersorak. “Ayo rekam! Ini pasti akan viral!” serunya sambil tertawa.

   Feni dan Indira semakin dirundung hingga menangis. Manda hanya duduk dan menyaksikan karena dia tidak ingin terlibat dalam masalah tersebut.

   Setelah mengisi perut di kantin, Ayra, Risa, dan Reva berjalan menuju kelas. Ketika mereka tiba di kelas, mereka melihat teman-temannya sedang merundung Feni dan Indira. Ketiga siswi itu dengan cepat menghentikan perundungan tersebut.

   “Berhenti!” seru Ayra dengan suara keras. “Apa yang kalian lakukan itu salah!”

   Ayra kemudian berbicara dengan teman-temannya yang merundung. “Kalian harus meminta maaf kepada Feni dan Indira,” katanya dengan tegas. “Kalian telah menyakiti perasaan mereka.”

   Erina, Sabrina, dan Tania tampak ragu-ragu. “Tapi mereka…” ucap Erina sebelum diinterupsi oleh Ayra.

   “Tidak ada alasan untuk merundung orang lain,” kata Ayra dengan bijaksana. “Kalian harus bertanggung jawab atas tindakan kalian.”

   Namun, Erina, Sabrina, dan Tania menolak untuk meminta maaf. “Kami tidak akan meminta maaf!” seru Tania dengan keras.

   Ayra tidak menyerah begitu saja. “Kalian harus belajar untuk menghargai perasaan orang lain,” katanya dengan lembut. “Meminta maaf adalah langkah pertama untuk memperbaiki kesalahan.”

   Setelah beberapa saat berbicara, Erina, Sabrina, dan Tania akhirnya setuju untuk meminta maaf kepada Feni dan Indira.

   Reva juga meminta Abian untuk menghapus video yang ia rekam agar tidak disalahgunakan. “Hapus video itu sekarang juga!” katanya dengan tegas.

   Risa menoleh ke Manda yang hanya duduk diam saja. “Kamu juga harus bertindak,” katanya dengan lembut. “Jangan biarkan temanmu dirundung seperti itu.”

   Reva kemudian menoleh ke Adnan yang bersorak-sorak tadi. “Dan kamu,” katanya dengan tegas. “Kamu harus belajar untuk tidak menambah masalah. Bersorak-sorak seperti itu hanya membuat situasi menjadi lebih buruk.”

   Feni dan Indira kemudian mengucapkan terima kasih kepada Ayra, Risa, dan Reva atas bantuan mereka. “Terima kasih sudah membantu kami,” kata Feni dengan suara lembut.

“Kami sangat berterima kasih,” tambah Indira dengan senyum.

   Risa kemudian menasihati Indira agar tidak menggunakan make-up berlebihan. “Indira,” katanya dengan lembut. “Cobalah untuk tidak menggunakan make-up berlebihan. Itu akan menghindari kamu dari perundungan.”

   Indira tersenyum dan mengangguk. “Terima kasih atas nasihatmu, Risa,” katanya dengan suara lembut. “Aku akan mencoba untuk tidak menggunakan make-up berlebihan lagi.”

   Saat suasana mulai tenang, bel masuk berbunyi dan mereka semua kembali ke bangku masing-masing untuk melanjutkan pelajaran.

Komentar