Malam itu, angin bertiup kencang dan langit tampak gelap. Saya berdiri di tepi jalan, menunggu bus yang akan membawa saya ke kota besar. Ransel saya terasa berat di punggung saya dan hati saya berdebar-debar.
Saya merasa gugup dan cemas. Ini adalah pertama kalinya saya meninggalkan kampung halaman saya dan pergi jauh sendirian. Saya akan menempuh perjalanan panjang untuk mengejar cita-cita saya menjadi seorang dokter.
Tiba-tiba, saya merasakan sebuah sentuhan lembut di pundak saya. Saya menoleh dan melihat ibu saya tersenyum pada saya. Matanya berkaca-kaca dan saya tahu bahwa dia merasa sedih melepaskan saya pergi.
"Jangan takut, Nak," katanya dengan lembut. "Kamu pasti bisa. Kamu adalah anak yang kuat dan cerdas."
Saya tersenyum dan memeluknya erat. Saya merasa sedikit lebih baik.
"Terima kasih, Bu," kata saya dengan suara bergetar.
Tak lama kemudian, bus yang saya tunggu-tunggu datang. Saya mengucapkan selamat tinggal pada ibu saya dan naik ke dalam bus.
Perjalanan panjang saya dimulai.
Saya duduk di kursi yang empuk dan melihat pemandangan yang berlalu di luar jendela. Gunung-gunung yang menjulang tinggi, sawah-sawah yang hijau, dan desa-desa yang damai.
Saya merindukan rumah saya. Saya merindukan keluarga saya. Namun, saya tahu bahwa saya harus terus berjuang untuk mencapai cita-cita saya.
Hari-hari berlalu dengan cepat dan saya semakin dekat dengan tujuan saya. Saya belajar dengan tekun dan bekerja keras untuk mencapai impian saya.
Dan akhirnya, setelah perjalanan panjang yang melelahkan, saya berhasil mencapai tujuan saya. Saya diterima di universitas kedokteran terbaik di negeri ini. Saya merasa sangat bahagia dan bangga.
Saya menelepon ibu saya untuk memberitahukan kabar baik itu.
"Bu, saya di terima di universitas kedokteran terbaik!" kata saya dengan suara bersemangat.
"Alhamdulillah," jawab ibu saya dengan suara terharu. "Kami bangga padamu, Nak."
Saya tersenyum mendengar kata-kata itu. Saya merasa sangat bersyukur memiliki keluarga yang begitu mendukung.
Saya tahu bahwa perjalanan panjang ini tidak akan mudah. Namun, dengan dukungan dari keluarga dan teman-teman,saya berhasil melewati semua rintangan dan mencapai cita-citasaya.
Perjalanan panjang ini mengajarkan banyak hal kepada saya. Sayabelajar untuk tidak menyerah dan terus berjuang demi impian saya dan saya tahu bahwa selama saya memiliki dukungan dari orang-orang yang saya cintai,saya pasti bisa melewati apapun.
Selama masa studi di universitas kedokteran, saya menemukan banyak tantangan baru. Namun, saya tetap bertahan dan berusaha keras karena saya tahu bahwa ini adalah langkah penting menuju cita-cita saya menjadi seorang dokter.
Setelah bertahun-tahun belajar keras, saya berhasil lulus dari universitas kedokteran dengan hasil yang memuaskan.Saya merasa sangat bahagia dan kagum ketika saya menerima ijazah saya dari rektor universitas.
Saya kembali ke kampung halaman saya dan disambut hangat oleh keluarga saya dan teman-teman saya yang lama.Saya merasa sangat bahagia karena bisa berkumpul kembali dengan mereka setelah sekian lama pergi.
Saya berjanji pada diri saya bahwa saya akan terus berjuang demi cita-cita saya dan membantu orang-orang yang membutuhkan. Saya tidak akan pernah melupakan perjalanan panjang yang telah saya lalui dan semua dukungan yang telah saya terima dari keluarga dan teman-teman saya selama ini.
Saya mulai bekerja sebagai dokter muda di rumah sakit terdekat. Saya merasa sangat bahagia karena bisa membantu orang-orang yang membutuhkan. Saya berusaha sebaik mungkin untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pasien-pasien saya.
Setiap hari, saya mendengarkan keluhan dan cerita dari pasien-pasien saya. Saya berusaha untuk memberikan semangat dan dukungan kepada mereka. Saya tidak pernah melupakan betapa berharganya hidup ini dan betapa pentingnya untuk saling membantu satu sama lain.
Tahun-tahun berlalu dengan cepat dan saya semakin dewasa. Saya tetap bekerja keras sebagai seorang dokter dan saya selalu berusaha untuk terus belajar dan berkembang.
Suatu hari, saya menerima kabar bahwa ibu saya sakit. Saya sangat cemas dan khawatir. Saya segera pulang ke kampung halaman saya dan menjenguk ibu saya di rumah sakit.
Saya berada di samping ibu sayadan memegang tangannya erat-erat. Saya sangat bersyukur karena masih bisa melihat senyum ibu saya yang lembut.
"Kamu sudah menjadi seorang dokter yang hebat, Nak," kata ibu saya dengan suara lemah.
Saya tersenyum dan meneteskan air mata. Saya sangat bersyukur memiliki ibu yang begitu baik dan penyayang.
Perjalanan panjang ini mengajarkan banyak hal kepada saya. Saya semakin menghargai hidup ini dan semua orang yang ada di dalamnya. Saya semakin mengerti betapa pentingnya untuk saling membantu dan mendukung satu sama lain.
Dan saya tahu bahwa selama saya masih memiliki dukungan dari keluarga dan teman-teman, saya pasti bisa melewati apapun.
Komentar
Posting Komentar